Rendy, seorang jamaah yang dikenal penuh kasih dan ketulusan, meninggalkan dunia dalam musibah tragis yang terjadi di pantai Bali. Kenangan akan dirinya masih begitu kuat di hati keluarga dan sahabat, mengingat peristiwa yang menimpa dirinya begitu mendalam. Ombak yang menelan tubuhnya kala itu sempat membuat pencarian menjadi penuh harapan dan doa. Namun, dengan izin Allah SWT, jasadnya akhirnya ditemukan berkat usaha gigih Abah Eko, mursyid Yayasan Semilir Angin, yang tak henti-hentinya mengerahkan doa dan ikhtiar.
Dalam momen peringatan ini, keluarga besar Yayasan Semilir Angin bersama para jamaah, sanak saudara, dan tetangga berkumpul untuk melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Suasana penuh ketenangan dan spiritualitas menyelimuti acara, di mana doa-doa terbaik dipanjatkan agar amal ibadah Rendy diterima di sisi-Nya serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.
"Semoga cahaya Al-Qur’an menjadi penerang bagi Rendy di alam barzakh dan menjadi kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkannya," ujar salah satu peserta yang turut hadir dalam acara tersebut.
Peringatan 1000 hari ini bukan sekadar ritual mengenang kepergian, tetapi juga menjadi pengingat bagi semua yang hadir akan kebesaran kasih sayang Allah SWT. Keajaiban yang terjadi dalam pencarian Rendy kala itu mengajarkan betapa kuatnya doa dan kebersamaan dalam menghadapi cobaan hidup.
Acara Khotmil Qur’an ini diakhiri dengan doa bersama, memohon agar keberkahan dan rahmat Allah SWT senantiasa menyertai almarhum Rendy serta keluarga dan sahabat yang ditinggalkannya. Semoga kenangan manis tentang Rendy tetap abadi dalam hati setiap orang yang mengenalnya.
(Ari)